Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akses Rumahnya Ditutup Dinding Beton Keluarga ini Panjat Tembok 2 Meter

Masyarakat digegerkan dengan video yang menampilkan penutupan akses rumah warga di Ciledug, Tangerang. Video itu menjadi viral lantaran penghuni rumah tersebut terpaksa harus menggunakan tangga untuk memanjat pagar agar dapat masuk ke rumah.

Kapolsek Ciledug, Kompol Wisnu Wardana membenarkan adanya penutupan akses rumah warga itu. Ia mengatakan penutupan dilakukan karena masalah sengketa lahan.

"Masalah sengketa tanah. Sudah dilaporkan Ke Polres Tangkot (Tangerang Kota). Masih proses sampai sekarang," ucap Wisnu saat dihubungi, Sabtu (13/3).

Berikut fakta-fakta terkait rumah di Ciledug yang akses jalannya ditutup tembok gegara sengketa tanah:

Rumah Dihuni 4 Orang Wanita

Rumah di Ciledug yang akses jalannya ditutup karena sengketa tanah ternyata dihuni oleh empat orang wanita, termasuk pemilik tanah bernama Hadiyanti (60). Selain Hadiyanti, tiga penghuni lainnya adalah anak dan cucunya yang bernama Ana Melinda Munir (30), April (5), dan Dinda (3).

Dilihat detikcom pada Sabtu (13/3/2021), beton yang mengelilingi area rumah tersebut kurang-lebih sepanjang 200 meter. Beton meliputi rumah Hadiyanti hingga ke depan akses jalan masuk warga.

Tembok beton juga dipasangi kawat berduri. Ada dua tembok beton yang didirikan, dengan jarak sekitar 1 meter antara satu dan yang lainnya.

Salah satu warga yang akses rumahnya ditutup dinding beton sepanjang 300 meter di kawasan Tajur, Ciledug, Kota Tangerang, Banten mengaku pernah diancam golok oleh ahli waris pemilik tanah. Hal itu diceritakan Asep, anak Munir selaku pemilik rumah dan gedung fitness yang saat ini tak punya akses keluar masuk karena tertutup dinding beton. 

Asep mengatakan, dinding beton itu ada sejak 2019, tiga tahun setelah ayahnya membeli gedung fitness melalui pelelangan pada 2016. 

 Awalnya, lanjut Asep, keluarganya diberi akses untuk keluar masuk rumah dan gedung fitness selebar sekitar 2,5 meter sejak 2019 hingga 21 Februari 2021.

 "Saat itu, kami masih dikasih akses masuk cuma bisa (untuk) satu motor kira-kira," kata Asep, Jumat (12/3/2021) malam. Pada tanggal 21 Februari 2021, banjir kemudian merendam permukiman tersebut dan menjebol salah satu dinding. Dinding yang jebol selebar sekitar 3 meter adalah dinding yang terjauh dari rumah Asep. 

Rupanya, ahli waris percaya bahwa dinding jebol itu adalah ulah dari keluarga Asep. "Dia (si ahli waris) mikirnya kalau ibu saya yang ngehancurin dinding itu, padahal itu kan karena banjir," ucap Asep. "Ibu saya juga perempuan, enggak mungkin mampu buat ngehancurin dinding itu," lanjutnya. 

Si ahli waris, sambung Asep, masih tidak percaya dan tak senang dengan pengakuan keluarganya sehingga mengancam ibu Asep dengan senjata tajam.

 "Ibu saya sampai sekarang masih trauma karena dikalungin golok. Sekarang cuma bisa diam aja kalo keinget itu," ujar Asep. Pihak keluarga Asep lantas melaporkan ancaman tersebut ke kepolisian. Tak hanya itu, ahli waris langsung menutup total satu-satunya akses keluar masuk rumah dan gedung fitness keluarga Asep. 

Bahkan, Asep membeberkan, si ahli waris juga memasang kawat di bagian atas dinding. Akibatnya, keluarganya harus naik turun tangga dan kursi untuk memanjat dinding tembok saat hendak keluar masuk rumah.

Pengakuan pendiri tembok Sementara itu, pendiri tembok beton, Asrul Burhan atau Ruli, bersikeras pihaknya berhak membangun dinding karena tanah masih milik ayahnya berdasarkan akta jual beli (AJB). "Yang jalan itu AJB," ujar Ruli, Minggu (14/3/2021). Ruli pun mengaku menutup total akses keluar masuk keluarga Munir karena, menurutnya, dinding itu sengaja dirobohkan. 

"Posisi (sebagian dinding) robohnya ke depan. Air (menerjang) dari depan, masa robohnya ke depan," paparnya. "Harusnya ke belakang, (soalnya) kedorong air, (sehingga posisi jatuhnya) arah ke rumah," sambung Ruli. Sebelum menutup akses secara total, Ruli sempat bertanya kepada pihak keluarga Munir perihal hancurnya sebagian tembok tersebut. 

Namun, respons keluarga Munir, termasuk menyebut banjir sebagai alasan dinding itu hancur, membuat Ruli memutuskan memutus akses tersebut. "Saya tanya (ke pihak keluarga Munir), 'Siapa yang robohin?'. 

Enggak ada yang mau ngaku. Enggak bagus jadi tetangga gitu," jelasnya. Dia menekankan bahwa pihaknya sudah pernah memberi akses jalan. "Udah dikasih jalan sini, minta jalan sana. Sehingga pagar (dinding beton) saya dirobohin," ucap Ruli. 

Sebelumnya diberitakan, dinding beton sepanjang 300 meter di Ciledug telah menutup total akses rumah dan gedung fitness milik keluarga Munir. Munir membeli bangunan seluas 1.000 meter persegi itu melalui pelelangan bank pada 2016.

 "Sekitar tahun 2016 (membeli bangunan) dengan harga murah melalui proses lelang, lengkap dengan bangunannya," kata Asep Sebelumnya, bangunan itu memang milik keluarga Ruli. 

Lalu, Ruli mengklaim jalan selebar 2,5 meter di depan bangunan itu merupakan hibah dari keluarganya kepada pemerintah. Tanah itu sempat ditawarkan ke keluarga Munir untuk turut dibeli. Namun, Munir menolak karena harga yang Ruli tawarkan terlalu mahal. Hal tersebut membuat Ruli mendirikan dinding setinggi 2 meter di atas tanah hibah itu pada Oktober 2019.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Warga di Ciledug yang Akses Rumahnya Ditutup Dinding Beton Sempat Diancam Golok oleh Ahli Waris Pemilik Tanah"


Posting Komentar untuk "Akses Rumahnya Ditutup Dinding Beton Keluarga ini Panjat Tembok 2 Meter"

POPULER SEPEKAN

Mengapa Domain Penting untuk Bisnis
Apa yang dimaksud bahasa reseptif dan bahasa produktif?
Profil Dusun Sekarmayang Desa Bulupayung Kecamatan Patimuan  Kabupaten Cilacap Tempat Wisata Pemancingan Terbesar di Jawa Tengah
Gambar
Makalah Hasil Observasi Alfamart 2019
Breaking News Kondisi Terkini Banjir Pelimpahan Patimuan Cilacap Jawa Tengah
Cerita Rakyat | Timun Mas
Warga Khawatir Jika Air di Tanggul Pelimpah Meluap dan Menbanjiri Warga
Penyebab Susah Tidur ( Insomnia ) Ternyata Paling tinggi yaitu Mantan Pacar
10 Tahun tidak mengganti Nomer HP demi Ingin di Hubungi Mantan